Menurut Deni Hardianto dalam jurnalnya yang
berjudul Penerapan Prinsip Desain Multimedia untuk Pembelajaran, untuk
memperoleh multimedia yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memiliki
kualitas tampilan yang baik maka desain pesan multimedia perlu dipadukan dengan
prinsip-prinsip desain multimedia.
Lebih lanjut Richard E. Mayer (2009) menyebutkan
tujuh prinsip desain multimedia untuk dapat meningkatkan pemahaman dan
kemampuan belajar siswa seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Prinsip-prinsip tersebut telah dibuktikan
melalui penelitian oleh Richard E Mayer dengan menggunakan tes retensi
(mengingat) dan tes transfer (memahami).
1. Prinsip
Multimedia
Siswa dapat
belajar lebih baik jika teks disertai gambar daripada hanya sekedar kata-kata (teks)
saja. Saat kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara bersamaan, murid punya
kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan visual dan
membangun hubungan antara presentasi verbal dan visual.
2. Prinsip
Kesinambungan Spasial (Keterdekatan Ruang)
Siswa dapat
belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara
berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam halaman atau layar
slide. Saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan saling berdekatan di
halaman atau layar komputer, maka murid tidak harus menggunakan sumber-sumber
kognitif untuk secara visual mencari mereka di halaman atau layar itu. Murid
akan lebih bisa menangkap dan menyimpan mereka bersamaan didalam memori kerja
pada waktu yang sama. Sementara itu, gambar dan teks/ kata yang berjauhan akan menyulitkan
bagi siswa untuk memahami-nya atau bisa jadi bias makna.
3. Prinsip
Kesinambungan Waktu (Keterdekatan Waktu)
Siswa dapat
belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan
(bersamaan) daripada suksesif (bergantian). Untuk
meningkatkan pemahaman siswa gambar
dan teks/kata sebaiknya disajikan secara bersamaan
bukan bergantian sebab jika disajikan secara bergantian dapat menyebabkan
terjadi kesalahan dalam memproses informasi dimana hubungan
mental antara representasi verbal dan representasi visual tidak terjadi.
4. Prinsip
Koherensi
Siswa dapat
belajar lebih baik saat kata-kata, gambar, suara, video atau animasi tambahan
yang tidak relevan tidak
dimasukkan. karena tambahan tersebut akan mengalihkan perhatian siswa dari
materi yang penting, bisa menggangu proses penataan materi, dan dapat
menggiring siswa pada materi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Prinsip
Modalitas Belajar
Siswa dapat
belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen yakni, murid-murid bisa belajar lebih baik saat
kata-kata dalam pesan multimedia disajikan sebagai teks yang terucapkan (narasi) daripada teks yang tercetak. Jika gambar-gambar
dan kata-kata sama-sama disajikan secara visual (yakni; sebagai animasi dan
teks), maka akan menyebabkan saluran visual kelebihan beban sebaliknya saluran
auditori/verbal tidak termanfaatkan. Oleh karena itu dalam pengembangan multimedia saluran visual dan
auditori digunakan secara seimbang.
6. Prinsip
Redundansi
Siswa dapat
belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada
animasi, narasi dan teks on-screen (redundan). Sama dengan prinsip sebelumnya, jangan redudansi, kalau sudah diwakili oleh narasi dan
gambar/animasi, janganlah tumpang tindih pula dengan teks yang panjang karena akan menyebabkan
saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi kurang maksimal.
7. Prinsip
perbedaan Individu
Siswa belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang
bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat
formal. Lebih baik menggunakan kata-kata lugas dan enak daripada bahasa
teoritis. Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa
berpengatahuan rendah daripada siswa berpengetahuan tinggi, dan siswa
berkemampuan spatial tinggi lebih baik daripada siswa berspasial rendah.
Penggunaan multimedia sebainya digunakan pada siswa yang belum mempelajari
materi bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki pengetahuan, kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia.
Begitujuga siswa yang kemampuan spasial rendah juga tidak begitu tertarik
dengan tampilan multimedia.
Penerapan prinsip-prinsip desain multimedia dalam pengembangan
multimedia pembelajaran akan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar
sekaligus akan dapat meningkatkan kualitas tampilan multimedia itu sendiri.
Multimedia sesungguhnya proses mengintegrasikan unsur-unsur pesan auditori dan
visual menjadi informasi yang relevan sehingga menjadi kunci pembelajaran yang
penuh makna.
Assalammualaikum
BalasHapusPada prinsip perbedaan individu, anda memaparkan bahwa siswa yang berkemampuan spasial rendah tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia. Karena tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia, maka bagaimana cara anda sebagai guru untuk membuat siswa yang berkemampuan spasial rendah menjadi tertarik dengan materi yang akan guru berikan?
Wassalammualaikum
Wa'alaikumsalam
HapusSebelum menjawab pertanyaan saudari Nurjanah, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu kemampuan atau kecerdasan spasial.
Menurut Howard Gadner kecerdasan spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Agustin, 2006). Dari pernyataan ini dapat kita ketahui bahwa kemampuan spasial itu berhubungan dengan visual.
Karena desain multimedia erat kaitannya dengan visual, maka siswa yang berkemampuan spasial rendah tidak begitu tertarik terhadap tampilan multimedia. Oleh karena itu, solusinya guru bisa mengoptimalkan gaya belajar siswa yang lain seperti audio dan kinestetik. Karena multimedia dirancang berdasarkan gaya belajar siswa.
Multimedia pembelajaran akan menjadi efektif apabila sajian terdiri atas unsure gambar dan kata-kata bukan hanya kata-kata saja, bagian yang terkait anatara gambar dan teks atau narasi dan animasi disajikan secara berbarengan, tidak ada unsur-unsur ekstra atau tambahan yang tidak perlu ditampilakan dalam sajian multimedia, adanya keberimbangan salauran pesan antara saluran melalui auditori dan visual, serta memperhatikan perbedaan individual.
BalasHapusTerimakasih saudari Ririn atas kesimpulan yang diberikan. Benar bahwasanya suatu multimedia harus di susun berdasarkan prinsip-prinsipnya. Namun dalam pelaksanaannya tidak semua prinsip harus digunakan, guru dapat memilih prinsip yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar tujuan dari multimedia sebagai "pengantar pesan" dapat tercapai dengan baik.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapusSaya ingin sedikit menambahkan tentang prinsip desain multimedia pembelajaran.
Keefektifan dan keefisienan dari sebuah multimedi tergantung jenis multimedia yang dikembangkan dan relevansinya. Multimedia tidak dibuat hanya untuk membuat pembelajaran menjadi menarik tetapi harus lebih menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tentunya pengembangan multimedia pembelajaran harus memperhatikaan beberapa prinsip pengembangan multimedia.
Terimakasih
Wa'alaikumsalam wr wb.
HapusTerimakasih Sela atas tambahannya :)
Bisakah anda memberi contoh untuk media pembelajaran yang menggunakan prinsip perbedaan individu?
BalasHapusmisalnya pada saat membelajarkan siswa tuna rungu, maka kita bisa membuat multimedia yang lebih dominan ke aspek visual, seperti macromedia flash ataupun power point.
Hapus8) Prinsip Interaktivitas
BalasHapusOrang belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya (manipulatif: simulasi, game, branching). Sebenarnya, orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu, multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif (dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi, branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif, dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi.
9) Prinsip Sinyal (cue, highlight, )
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata keterangan yag memperkenalkan sesuatu.
10) Prinsip Perbedaan Individu
9 prinsip tersebut berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas visual tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas kinestetik tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya.
11) Prinsip Praktek
Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar,kerja praktek dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dipelajari.
12) Pengandaian
Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar.